Napak Tilas Masayikh PP. Miftahul Huda Pesawahan Rawalo, Yang Di Selenggarakan oleh keluarga besar MA Miftahul Huda pesawahan Rawalo banyumas merupakan kegiatan sebgai upaya untuk menyambung atau mengenalkan kepada wrga madrasah atas peran para ulama dalam mendirikan dan ikut serta mengbangkan madrasah aliyah miftahul huda dengan di kelankan kepada wrga madrasah, bahwa hal ini sangat penting selain untuk mendapatkan barokah para alim ulama yang ngga kalah penting bahwa kita sebgai pendidik di madrasah aliyah kita juga tau bahwa kita memiliki sanad kelilmuan yang setelah di urut urutka sanad kelimuan kita secara garis besar tersambung ke Rasulullah melalu jalur para masyaikh miftahul huda pesawahan rawalo. Adapun Rute yang di lalui di mulai dari makam KH Zaeni Ilyas pesngasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Pesawahan Rawalo, setelah selesai Tahlil dari makam simbah di lajut ke makam KH. Badawi Hanafi.
KH. Zaeni ilyas Meupakan Putra dari KH Ilyas dan simbah nyai
Hj.sholihah, lahir pada tanggal 11
Januari 1926. di desa Pesawahan. Ayahnya, KH Ilyas adalah seorang kepala desa
yang disegani karena ketegasannya dan kedermawanannya. Sebagai tokoh desa dan
juga hartawan, KH Ilyas dikenal sangat dekat dengan para ulama. KH. Zaeni Ilyas
di pondokan oleh ayahnya di PP. Kesugihan Cilacap. KH Zaini Ilyas muda kemudian diketahui oleh putra pengasuh pondok,
yaitu oleh K Muhammad Badawi yang menceritakan perihal prestasi KH Zaini ilyas
muda pada ayahnya. Alhasil, oleh KH Badawi Hanafi, KH Zaini Ilyas muda
ditimbali khusus kemudian di beri kesempatan untuk ngaji langsung pada beliau.
Setelah tiga tahun belajar di pondok kesugihan pada KH Badawi Hanafi, KH Zaini Ilyas kembali meneruskan perjalanan mesantrennya dengan kembali lagi ke jampes untuk kembali berguru pada Syeh Ikhsan. Beliau menghabiskan waktu tiga tahun mesantren pada syeh ihsan. Di jampes, Pendidikan yang ditempuh sampai tingkat Aliyah. Disini pun, keistimewaan KH Zaini mencuri perhatian para pengasuhnya. Diantaranya adalah beliau langsung diminta untuk ikut menjadi pengajar di pesantren tersebut. Bahkan oleh gus Muhammad, putra syekh Ikhsan, KH zaini Ilyas ditunjuk langsung untuk menjadi lurah pondok. Setelah dari pondok Kesugihan KH zaini Ilyas melanjutkan nyatri di jampes,yang di asuh oleh Syekh Ihsan, Selama di jampes, KH zaini ilyas juga pernah ngaji jolok ilmu falak pada Kyai masduki yang merupakan alumni pondok jampes, secara jolok yaitu di laju dari pondok jampes ke ndalemnya kyai masduki di desa Minggiran yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari jampes. Di lasem, beliau cukup lama, yaitu kurang lebih 5 tahun. Selama di Lasem, beliau pun pernah mengaji kilatan puasaan ke kediri yaitu ngaji pada kyai Zuweni Nuh di Pare Kediri yang merupakan alumni tebuireng. Dua kali kilatan puasa di sana khusus untuk ngaji kitab shohih bukhori pada kali waktu, dan kitab shohih muslim pada waktu lain.
Setelah lima tahun di Jampes, beliau kembali ke pondok kesugihan.
Di sinilah kemudian, KH Zaini Ilyas menutup masa lajangnya dengan menikahi
putri kyai nya yaitu, Ny.Hj.Mutasingah Badawi. KH Badawi Hanafi yang sudah
akrab dengan KH Ilyas, kemudian asepakat menjodohkan putra-putri mereka, sampai
beberapa kali rembukan acara pernikahan. Pada suatu hari, yaitu hari kamis,
pada saat rembuk acara pernikahan berlangsung, tiba-tiba kyai Badawi ngendika
supaya rembukan tersebut harus selesai, karena beliau tidak akan menangi. Dan
ternyata keesokan harinya kyai Badawi wafat. Sehingga pada kemudian hari
pernikahan putrinya di walikan oleh KH Mustholih Badawi, kakak dari Ny.
Hj.Mutasingah.
Adapun putra dari pasangan KH Zaini Ilyas dengan Ny. Hj.Mutasingah. di karuniai lima putra Linatus Shofiyah,Ah mukim di Citangkolo Banjar Jawa Barat, KH Mahfudz,S.Ag di Pesawahan KH. Khanan Masykur,M.Si mukim di pesawahan KH. Ulul Albab,M.pd.,Ah Dan Ny Hj Umniatul Labibah,S.T.Hi,.M.Hum ,Ah KH Zaeni Ilyas tutup diusianya yang ke-94. wafat di Rumah Sakit Sahabat, Rawalo, Banyumas. Rencananya pemakaman akan dilaksanakan pada hari Rabu (25/11) 14.30 Wi Sumber http://pesawaha.blogspot.com/2019/08/profil-singkat-kh-zaini-ilyas-pengasuh_5.htm Sumber https://fokusbanyumas.id/mbah-zaini-ilyas-rawalo-kyai-produktif-nulis-kitab-sesepuh-banyumas-tutup-usia/
Pada awalnya pondok pesantren ini dikenal dengan nama Pondok Pesantren Kesugihan pada tahun 1961, Pondok Pesantren ini berubah nama menjadi Pendidikan Dan Pengajaran Agama Islam (PPAI) dan pada tahun 1983 kembali berubah nama menjadi Pondok Pesantren Al-Ihya ‘Ulumaddin. Perubahan nama dilakukan oleh KH. Mustolih Badawi, Putra KH. Badawi Hanafi. Perubahan itu dilakukan untuk mengenang Almarhum ayahnya yang sangat mengagumi karya monumental Imam Al-Ghozali (Kitab Ihya 'Ulumiddin) tentang pembaharuan Islam. Bahwasanya di makam Kesugi juga ada beberapa ulama lain seperti Romo Mustolih Badawi Romo KH Chasbullah Badawi KH, KH Syahid Muhson, KH. Syuhud Muhson dan masih banyak ulam ulama lain yang di makamkan di pemakaman tersebut, Baca Kisah Selengkapnya https://www.laduni.id/post/read/66348/wisata-ziarah-dan-bertawassul-di-makam-kh-chasbullah-badawi-cilacap
Baca Kisah
Selengkapnya: https://www.facebook.com/santri.nahdliyyin/posts/beberapa-ulama-dahulu-yang-tersohor-di-banyumas1-muhammad-habib-tahun-1778-1888-/1403443929669325/
masa
kecil Syekh Mahfudz. Masa kecil Syekh Mahfudz tinggal di Pesantren Al-Kahfi
Somalangu. Ayahnya, Syekh As-Sayid Abdurrahman Al-Hasani yang begitu gigih
mendidiknya. Semenjak lahir hingga masa kecil, lanjut dia beliau sudah
menunjukkan keistimewaan- keistimewaan. ”Ketika masih berusia 7 tahun, beliau
sudah khatam mengaji Alquran, bahkan hafal suratan-suratan penting.
Baca
Kisah Selengkapnya https://www.suaramerdeka.com/nasional/pr-04166622/ulama-inovatif-dan-pejuang